MELAKSANAKAN TUGAS dengan IKHLAS tanpa BATAS.

kasduri 35

PROLOG.

Kami mengenal Pak Haji Musholin sejak ada informasi lulus tes Petugas Haji tahun 2006 saat ada informasi bahwa Tuban dapat jatah dua Kelompok Terbang/ Kloter sehingga Petugas Kloter dua orang dokter dua orang dan petugas medis dua orang juga. Saat itu kami masih di rumah Kingking yakni di jalan Sumur Gempol Gg. Ikan Belanak sebelah Utara Masjid Besar Baiturrahim.

Hari itu kami kedatangan tamu tiga orang dan setelah masuk, Mereka memperkenalkan diri yaitu : dokter Husein Al Masyhur, dokter Indraswari dan Musholin yang akan bertugas Jamaah Haji tahun 2006, dan berikutnya janjian besuk kalau berangkat Diklat ke Surabaya bersama lima orang.

Pada hari yang ditentukan kami berlima berangkat ke Surabaya pada pagi hari dan sampai di Lamongan kami cari sarapan dan pilihan jatuh ke warung jalan Laras-Liris masuk ke selatan setelah masuk nampak ketiga orang dokter Husein, dokter Indraswari dan Pak Musholin sudah akrab sama pemilik warung menandakan bahwa mereka sudah biasa ke warung itu. Setelah sarapan kami berlima semakin akrab, dokter Husen orangnya nampak angker dan serius tapi ternyata bicaranya selalu renyah dan selalu diakhiri dengan joke-joke yang lucu dan enak sehingga membuat kami semakin enak ngobrolnya.

Dokter Indraswari nampak kaku galak , serius dan intelek , tapi juga ramah, baik dan humoris. Pak Musholin orangnya sumeh, ajer, bicaranya renyah murah senyum murah tawa sehingga orang merasa enak berbicara dengan beliau.

Lain halnya dengan Drs. H. Sumari suami ibu Hajjah Siti Musyarofah ketua PC Muslimat NU dan sekarang ketua BAZNAS Tuban ini ,di samping sama-sama pegawai Depag sekarang Kemenag beliau Kepala MAN Tuban saya Kasi Mapenda yang membawahi Madrasah dan Guru Agama termasuk MAN.Drs H Sumari juga alumni STITMA dulu UNSURI sekarang IAINU. Pada saat beliau kuliah kampusnya masih di jalan P. Diponegoro no 17 gedungnya masih sederhana sarana yang lain juga pas-pasan namun keluarannya/kelulusannya banyak yang jadi pejabat khususnya di Depag sekarang Kemenag dan banyak yang jadi tokoh masyarakat di Tuban dan sekitarnya. Bu Jono panggilan akrab Bu Alfiyah bendahara STITMA sejak masih UNSURI pernah mengatakan : “Saya ini heran kampus kita ini di lihat dari Gedungnya ya sederhana sarananya ya gini saja tapi lulusannya kok banyak yang berhasil ya apa mungkin karena dosennya banyak Kyai2 dan mengajar dengan ikhlas bahkan selalu mendoakan mahasiswanya sehingga hasilnya jadi sukses -sukses
Alhamdulillah setelah pindah ke Manunggal dan meningkat status menjadi IAINU dengan Rektor Bapak H. Zaini nampak semakin maju dan semakin banyak Mahasiswanya mudah-mudahan ke depan alumninya juga semakin sukses. Di samping itu Pak Sumari juga teman kuliah S2 di UNISMA Malang lulus 2003 sehingga kami berlima semakin akrab demikian juga dengan Pak Musholin.

TANAH KELAHIRAN.
Musholin kecil dilahirkan di kota Soto Lamongan hari Jum’at Kliwon,16 September 1966 tidak di kotanya di Pucuk bahkan di desanya. Masyarakat desa yang ramah dan damai itulah sebabnya mengapa Musholin kecil dapat menjadi pribadi yang ramah,sopan,sumeh dan familiar terhadap siapa saja. Pucuk Lamongan terkenal melahirkan tokoh-tokoh di Surabaya khususnya di Lingkungan IAIN SUNAN AMPEL yang sekarang menjadi UINSA.

PENDIDIKAN.
Musholin kecil yang hidup di desa memperoleh tempaan Pendidikan karakter dari lingkungan masyarakat terutama dari ayahnya sendiri Pak Hasyim dan juga pelajaran agama di Langgar atau surau di desanya. Sedang Pendidikan formal diperoleh dari SD. ,SMP ,SLA dan Akademi keperawatan yang mengantarkan menjadi PNS di lingkungan Kesehatan. Sedangkan S2 diperoleh sambil bekerja.

MEMBANGUN RUMAH TANGGA BAHAGIA.

Selepas lulus dari Akademi Keperawatan Pak Musholin kerja di lingkungan Dinas Kesehatan yang ditugaskan di Puskesmas Kecamatan dan itu nampaknya yang membuat hatinya berlabuh di pangkuan gadis cantik yang bernama Hajjah Siti Fatimah di desa Bandungrejo Kecamatan Plumpang Tuban.
Desa Bandungrejo pernah terangkat ke tingkat Nasional ketika Gus Dur saat jadi Ketua Umum PBNU berziarah ke makam Mbah Kerto, yang Nama lengkapnya Kerto Wijoyo alias Sayid Abdurrahman Abu Bakar Husen bin P. Girilaya yang hidup pada masa Amangkurat ll ( 1677 – 1703 ).
Bahkan pada Muktamar NU di Cipasung 1-5 Desember 1994 yang gawat karena Presiden Suharto ingin menyingkirkan Gus Dur PCNU Tuban ditugasi untuk berziarah ke sana saat itu berangkatlah kami bertiga : Bapak KH Kholilurrahman, KH Ahmad Mundzir dan saya sampai di sana sudah tengah malam kami menemui juru kunci Pak Sunoko setelah Tahlil diperoleh isyarat background panggung berdarah dan di hapus oleh Gus Dur tapi masih membekas. Kemudian diberi wiridan yang harus diwiridkan.

Di desa Bandungrejo inilah Pak Musholin dan ibu Hajjah Siti Fatimah memadu kasih sampai berhasil melahirkan 3 anak yaitu : -Welinda Febrian Permatasari, – Ferdina Meita Dwi Linawati,- Leilani Tertia Qonita. Dan 2 cucu yaitu : – Harald Aufathan Idyzrat. dan Ferisa Azzahra Putri Kurniawan.

BERTUGAS dengan IKHLAS tanpa BATAS.

Pada saat kami bertiga BERTUGAS mendampingi jamaah haji tahun 2006 dapat Kloter 73 jadi kami dari Bandara Juanda Surabaya langsung ke Makkah dan dapat Maktab/ Hutel yang lumayan jauh dari Masjidil Haram ,jaraknya dua kali Makam Ma’la tepatnya di Jumaizah/ Jakfariyah.

Karena Kloter 73 termasuk Gelombang 2 jadi setelah melaksanakan Umrah kita istirahat beberapa hari lalu ke dibawa menuju Arofah untuk melaksanakan Wukuf dan lalu mabit di Muzdalifah sambil ambil krikil untuk balang Jumroh kemudian mabit di Tenda Minna sampai selesai balang Jumroh dan setelah selesai baru kembali ke Maktab /Hutel dan menyesuaikan towaf sebagai tanda sempurnanya Haji.

UMROH SUNNAT.

Waktu antara selesai haji dan dibawa ke Madinah cukup lama sehingga jamaah haji dapat melaksanakan sholat di Masjidil Harom hal itu sangat menguntungkan jamaah haji karena sholat di Masjidil Harom lebih utama 100.000 kali dari sholat di masjid biasa dengan kata lain sholat di Masjidil Harom sekali sama dengan sholat selama 55 tahun 6 bulan 20 malam dan hal ini difahami oleh seluruh jamaah haji sehingga setiap hari, setiap waktu sholat Masjidil Harom selalu penuh dari lantai 1 sampai lantai 4 bahkan selalu meluber halaman sampai di jalan sekitar masjid , semua jamaah ingin sekali pergi hari nilai pahalanya setara dengan hidup 1.100 tahun lebih.

Sementara kami bertiga dengan dokter Indraswari dan Pak Musholin harus terus melayani di samping menunggu waktu jamaah maktubah selaku petugas harus terus melayani jamaah dengan kegiatan rutin melayani kontrol kesehatan beserta memberi obat menasehati terutama ibu-ibu yang masih muda yang di rumah sudah periksa dokter dan diberi obat yang bisa menghentikan haid ternyata di sana masih haid dan sebagainya belum lagi ada dari berangkat dari rumah sudah pasang kateter sekian hari sudah harus ganti , ada pasangan suami istri yang satu lumpuh setruk satunya tidak bisa melihat , bahkan ada yang beberapa hari di Makkah sudah sakit sehingga harus di rujuk dan Pos di Hutel di rujuk Sub Sektor, dirujuk lagi ke Sektor , dirujuk lagi ke Daker bahkan ada yang harus di rujuk ke Rumah Sakit dan masuk ICU dan di sana dirawat dengan mesin pompa jantung sementara komunikasi bahasa , baik bahasa Arab maupun Inggris hanya sekedar bisa lulus tes Ujian saja sehingga kami dokter Indraswari dan Pak Musholin harus betul” sabar tabah dan ngemong jamaah. Alhamdulillah kami bertiga bisa melaksanakan tugas ini dengan tabah sabar dan kuat. Lagi-lagi kalau sudah menghadapi tugas berat dan penat gini Pak Musholin yang selalu menghibur dengan canda guraunya sehingga bisa mengusir kepenatan. Apalagi kalau stok obat lagi habis kami bertiga harus mengambil ke Sub Sektor kalau tidak ada harus pergi lagi ke Sektor dan kalau sudah dapat harus nggotong karung besar penuh obat untung mereka berdua dr. Indraswari dan Pak Musholin badannya gede-gede sehingga mereka berdua yang nggotong sedang saya kebagian bawa rangsel kecil, lagi-lagi Pak Musholin di tengah perjalanan sambil ngos-ngosan tetap mengajak bergurau,bahkan kadang “Sampek tertawa terpingkal” hingga karung obat yang gede banget itu terlepas dari tangan mereka berdua.

Ada lagi kejadian yang menarik ada salah satu jama’ah sebelum wukuf di arofah masih sehat, tp setelah pulang dari Mina beliau sakit, sehingga harus masuk RS dan di rawat sampai sembuh, sementara besuknya jama’ah haji harus berangkat meninggalkan Mekah menuju Madinah.

Kami berangkat ke Madinah dengan berat hati harus meninggalkan 2 orang di Makkah dan 6 orang yang wafat sementara Kloter pimpinan Pak H. Sumari dan dr. Husen meninggal 4 orang.

Kota Suci Makkah akan segera kami tinggalkan dengan pahit dan manisnya kenangan terutama kami bangga dan bersyukur karena disamping bisa menunaikan ibadah haji kami sempat Umroh Sunat beberapa kali juga kami bisa mengajak jamaah mengambil Miqat dari tiga Miqot yang dekat dari Masjidil Harom yaitu dari :

Masjid TAN’IM.

Masjid TAN’IM disebut juga Masjid Sayyidah ‘Aisyah istri Rasulullah terletak 7.5 km di jalan antara Makkah dan Madinah dibangun di atas tanah 84.000 M2 sedang luas Masjidnya 6.000 M2 dapat muat 15.000 jamaah dibangun oleh Raja Fahd dengan beaya RS. 100 juta. Kalau naik mobil MPU ongkosnya 5 real.

Masjid JI’RONAH.

Jarak dari Masjidil Harom 24 km , menempati tanah Seluas 430 M2 dibangun oleh Raja Fahd menelan biaya RS. 2 juta dapat menampung 1000 jamaah. Ongkos kendaraan dari Masjidil Harom 10 real.

Masjid HUDAIBIYAH.

Masjid HUDAIBIYAH 24 km dari Masjidil Harom Dibangun di atas tanah, dengan kenangan itu semua kami bertiga merasa bersyukur sekali seraya berdoa agar bisa kembali lagi. Doa ini kapanjatkan terus sampai di Madinah.
Sambil mengenang masa sulit yaitu saat diberitakan jamaah haji di Arofah kelaparan, namun Alhamdulillah jamaah kami tidak sampai kelaparan karena pagi itu kami jalan-jalan keluar area Tenda Arofah kami melihat Tleler berhenti membawa nasi kotak yang sangat banyak sekali langsung saya ngebel para Karom diantaranya : Pak Sukadi Kepala Cabang BRI Tuban., Pak Haji Nurhasan BKD, Pak David Polisi,K. .Mustagim,Jembel Jenu ,Pak Karjono Guru Simo Soko saya suruh datang di pintu gerbang beserta Ketua Regu / Karu masing-masing untuk mengambil jatah makan dan beberapa menit mereka sudah datang dengan mengambil nasi kotak sebanyak anggota masing-masing.
Namun setelah itu karena ribuan orang bersamaan menyerbu makanan sehingga yang terjadi adalah rebutan makanan sehingga nasi banyak yang tumpah dan ribuan kotak diinjak-injak orang akibatnya banyak orang yang tidak kabagian makan sehari itu sampai diangkut ke Mazdalifah lalu ke Mina , Katering sudah tidak sanggup mensaplai makanan lagi, tetapi jamaah kami masih tertolong karena fihak Hutel bertanggung jawab dengan memasakkan di area Mina.

SAMPAI Di MADINAH.

Di Madinah jamaah haji semangat untuk mengejar dapat ‘Arbain yaitu sholat fardhu di Masjid Nabawi sebanyak 40 kali. Sebagaimana sabda Rasulullah : “Sholat di Masjidku lebih utama 1000 kali dari masjid biasa kecuali di Masjidil Harom”.
Di Madinah kami bertiga agak merasa lega Pak Musholin tawanya semakin renyah beban agak ringan karena jamaah sehat-sehat saja Hutel berbintang yaitu di Hutel Roudloh dekat Masjid Nabawi satu kamar hanya tempati petugas dengan peralatan medisnya, sementara ketika di selain Petugas ada jamaah yang dititipkan. Alhamdulillah selama 8 hari kami bisa menyempurnakan Arbain.

PERSIAPAN KEMBALI KE TANAH AIR.

Sehari menjelang di angkut ke Bandara Amir Mahmud Madinah kami dapat arah tentang persiapan Penerbangan kami bertiga menyambut dengan suka ria Pak Haji Musholin tawanya semakin lebar menunjukkan bebannya sudah akan berakhir , namun suasana gembira itu tiba-tiba sirna setelah ingat bahwa 2 jamaah masih tertinggal di Makkah, kami membayangkan gimana nanti kalau sampai di rumah sementara ada 2 orang yang tertinggal pasti Keluarga selalu mendatangi rumah dengan menangis dan sebagainya , perubahan mimik dan raut muka dr. Indraswari dan Pak Musholin tidak bisa disembunyikan sampai pagi di mana kami membimbing jamaah memasuki bus per Rombongan yang di pandu masing-masing Karom ,di tengah hiruk pikuk jamaah masuk bus hp saya berdering keras setelah saya angkat ternyata telpon dari Daker di Makkah yang memberitahukan bahwa jamaah kami yang di ICU meninggal dunia Inna lillahi wa inna ilaih roji’un. Berarti tanggungjawab kami di Makkah tinggalkan satu yang diamputasi ،begitu bus hampir berangkat HP berdering lagi setelah saya angkat ada berita lagi “Pak Kasduri jamaah diamputasi sudah sembuh dan bisa pulang dengan Pesawat Jamaah Jenengan nanti akan dikirim langsung ke Bandara” Alhamdulillah ,blong rasanya hati kami bertiga saking gembiranya sepontan kami bertiga berangkulan yang disaksikan jamaah yang sudah di atas tidak terasa kami bertiga pu mewek bersama.

Hubungan kami bertiga selalu intens dan sangat erat terutama Pak Musholin apa lagi setelah pindah menjadi Kepala Puskesmas Soko di daerah Kelahiran saya kalau saya ke Soko senantiasa mampir ke Puskesmas menjumpai beliau.
Hari Minggu tanggal 27 Juni kami WA Pak Musholin, sebagai mana biasa beliau kalau saya WA langsung ngebel,:” kenek opo ?” Saya jawab awakku pegel2 mulai tangan ,pundak sampai rambut ” di jawab” Yo wis mengko tak WA obate” .

BERITA YANG MENGAGETKAN.

Hari Selasa Kliwon tanggal 13 Juli 2021 jam 6 pagi saya baca berita di salah satu grup WA : Inna lillahi wa inna ilaih roji’un telah berpulang ke Rahmatullah Bpk H. Musholin. Hati ini rasanya seperti ikut hilang dibawa temanku Bapak Haji Musholin.
Saya masih tidak percaya saya tanya ke istrinya lama tidak dijawab saya tanya ke Pak dr. Husen dijawab : leres sekarang istrinya juga sakit” setelah memperoleh jawaban dari dr. Baru hati percaya kalau Temanku, saudaraku sudah berpisah dari aku untuk terlebih dahulu menghadap keharibaan Allah SWT untuk menerima imbalan amal Sholehnya dan ditempatkan di tempat yang layak di sisiNya maka dengan dada yang sesak saya mengucapkan :.

انا لله وانا اليه راجعون اللهم غفرله ورحمه وعا فه وعف عنه.

Selamat Jalan temanku, saudaraku Pak Haji Musholin bin Hasyim, Semoga diterima semua amal Sholehnya dan diampuni semua salah dan dosanya serta Husnul khatimah serta ditempatkan di Roudlotul Jannah, semua keluarga yang di tinggalkan Ibu Hajjah Siti Fatimah istrinya, dan 3 anaknya menantunya serta 2 cucu semoga diberi ketabahan dan kesabaran hati dan dapat meneruskan kebaikan Pak Haji Musholin bin Hasyim berikutnya.

Aamiin aamiin aamiin ya Rabbal Alamiin.

Catatan:
Ternyata seminggu setelah BPK H Musholin wafat, di susul ayahnya BPK H Hasyim ikut kapundut dan di makamkan di makam Bandungrejo bersebalahan dengan makam BPK H Musholin.

Menurut keterangan Pak Riyono tetangganya setelah selesai tahlilan 7 harinya BPK H Musholin langsung di sambung tahlilan untuk ayahnya. (Tuban , 6 Agustus 2021)

Sumber:  KH. Kasduri Al Anshori

  • – Dosen IAINU Tuban.
  • – Wakil Ketua PCNU,
  • – Wakil Ketua, FKUB dan
  • – Wakil Ketua MUI Tuban.
Posted in

BERITA TERKAIT