Ta’ziyah Kubro

takziyah

Judul ini mungkin mengundang pertanyaan “TA’ZIAH kok ada KUBRO apa ya ada TA’ZIAH SUGHRO ?”

Kenapa Mengenang teman saya KH Imam Sibaweh putra dari KH Muhammad Nur dengan Ibu Nyai Hj. Nafsiyah ini diberi Judul ” TA’ZIAH KUBRO ?”

Sebetulnya saya mengenal beliau tidak begitu lama malah bapaknya yang lebih dulu kenal namanya. Bukan karena namanya yang sama dengan Gubernur Jawa Timur Muhammad Noor tapi sejak mengaji di Kyai Djufri / Turijo Pandanagung Soko itu ada salah Kyai namanya K.Sholehan putra KH Nur Hadi atau dikenal Mbah Djasdi atau Mbah Jenggot K.Sholehan ini menantu K. Mursyidin Jegulo Soko yang Bu Nyainya Mbaknya K. Muhammad Nur bapaknya KH Imam Sibaweh. Kedua ketika Ngaji di Pondok Pesantren Nurul Huda Prambontergayang yang dirikan oleh KH Asy’ari Karim alumni Pondok Laju Lor KH Sarbini yang terkenal dengan panggilan Mbah Bini saya satu Gothaan/ kamar dengan Pak H. Syakur Muslim pernah Kepala KUA di beberapa Kecamatan termasuk Kota Tuban dan terakhir Kasi Pendais Depak Tuban beliau banyak bercerita tentang KH. Muhammad Nur karena beliau Guru Agama di MI Samben dan ditampung di rumah KH Muhammad Nur. Dan Pondok Pesantren Nurul Huda ini saya bertemu dengan Bapak Doktor KH Adis Dardiri Hasyim keponakan KH Muhammad Nur yang saat itu masih sekolah di SMA Darul Ulum Peterongan Jombang KH Musta’in Romly. Saat itu Pak Muslim berbicara sangat akrab dengan Adis Dardiri karena memang muridnya ketika di MI Samben Plumpang, hanya yang heran ketika Adis Dardiri ini pulang Pak Syakur ini menangis yang betul-betul mewek bibirnya mlethot dan berderaian air cuma saya tidak tahu apa sebabnya dia menangis.

Kemudian saya kenal baik dengan Pak Imam biasa saya memanggil KH Imam Sibaweh ini saya beliau bergabung dengan Bina Swagiri Tuban yang sekarang Bina Swagiri Indonesia. Beliau nampak orang tegap bodinya, lantang bicaranya cerdas pemikirannya dan  humoris juga. Alumni Pondok Pesantren Mambail Futuh Jenu saat itu masih ada KH Bisrul Kahfi atau dikenal dengan Mbah Bis dan KH Hisyam atau Mbah Hisyam bahkan juga alumni Pondok Pesantren Sarang KH Maemun Zubair atau Mbah Mun.

Berikutnya lebih dekat lagi ketika dikirim oleh Bina Swagiri mengikuti Diklat Pengembangan Masyarakat di Yayasan Indonesia Sejahtera Solo miliknya orang Kristen. Di sana kami berkumpul selama satu bulan tepatnya mulai tanggal 16 Juni – 19 Juli 1987. Di sinilah kami berdua saling mengenal lebih dalam ditambah lebih membuka wawasan karena pesertanya 80 % non muslim termasuk ada dari Bali yang beragama Hindu tapi tugasnya di Sulawesi Selatan membina masyarakat petani muslim di sana. Di sana kami juga kenal dengan peserta dari Banjarmasin namanya mas Syauqi yang kebetulan ayahnya pernah Mondok di Pondok Pesantren  Maqomagung KH Ashomadiyah.

  • MENGENAL KH Imam Sibaweh

Beliau lahir di desa Samben Plumpang Tuban .

Ayah : KH. Muhammad Nur yang dikenal dengan MBAH NUR merupakan keluarga besar dari putra dari KH Nur Syahid yang dikaruniai 9 yaitu : 1. KH Taslim, 2. Hj. Ngaesah. 3.  Hj. Aminah. 4. Hj. Thohiroh. 5. KH. Basyar .6 Hj. Siti Romlah.7. Hj. Maemunah . 8. H. Thohir dan 9. KH Muhammad Nur. Sedang teman saya KH Imam Sibaweh ini memiliki saudara 6 yaitu : Imam Sibaweh, Ibnu Hajar, Nurul Jannah, Miftahurrohmah,, Siti Bashiroh , dan Husnul khatimah.

Sedang dari ibunya juga keluarga besar yaitu Ibu Hj Nafsiyah bin KH . Khozin ini juga terdiri dari 6 bersaudara yaitu :

– KH Masyhud Dahlan besannya KH Murtaji ( Bapak Ibu Hj. Anis Sa’diyah istri KH Jauhari. ) dan Ibunya ibu Hj. Menik Musahadah istrinya Pak Nanang Kusnan, Ibu Maslikah, Hj. Muzayanah, Hj. Chamidah, Hj. Nafsiyah ( Ibunda Imam Sibaweh ),  dan KH Maksum ( ayahnya KH Musyafak/ Gus Mamak ).

  • MEMBINA KELUARGA.

Perkawinan beliau dengan Gadis Siman Lamongan keluarga Pondok Pesantren Al Fatah yang bernama Ibriza Ulfah yang semula beliau bermukim dan mengajar jadi dosen dan Kyai di sana, namun karena jiwa petualang dan tidak mudah puas serta jiwa Kemandiriannya akhirnya memilih hijrah dan Uzlah dari Lamongan Utara ke Lamongan Selatan tepatnya mendirikan Pondok Pesantren An-Nur di tengah hutan Kecamatan Kembangbahu Lamongan. Sedang perkawinannya dengan Bu Nyai Ibriza Ulfah dikaruniai 9 anak yaitu : Izzah Imamiyah, Ahmad Khoiron, Athiyyah, Maemun Imam, Ulin Nuha, Ahmad Aniq, Ahmad Farhadul Haq, Duroh Faridah dan Zahrul Hasan (almarhum ).

  • MEMBANGUN PONDOK PESANTREN.

Sebagai mana layaknya para Kyai Besar yang memangku Pondok Pesantren selalu Hijrah dari tempat satu ke tempat yang lain dari daerah satu ke daerah lain seperti diantaranya : – KH Hasyim Asy’ari dari Jawa Tengah ke Jombang Jawa Timur, KH Syamsul Arifin dari Madura ke Asembagus Situbondo, KH Muhammad Shiddiq ayahanda KH Mahfudz Siddiq dan KH Ahmad Shiddiq dari Lasem ke Jember, KH Ali Maksum dari Lasem ke Krapyak Yogyakarta, KH Qusyairi mertua Mbah Hamid dari Jember ke Pasuruan, KH Abdul Hamid dari Lasem ke Pasuruan, KH Muchid Muzadi dari Bangilan ke Jember , KH Hasyim Muzadi dari Bangilan ke Malang lalu ke Jakarta, KH Imam Sibaweh ini juga begitu dari Samben Plumpang yang sudah ada Yayasan Alhidayah dengan lembaga mulai dari RA,MI dan M Ts beliau pindah ke Siman Lamongan pindah lagi ke desa Puter Kecamatan Kembangbahu Lamongan jauh di tengah hutan dari kota Lamongan ke selatan melewati masjid Namirah ke selatan sampai Kembangbahu masuk ke barat kiri jalan. Alhamdulillah saya sudah pernah ke sana setelah acara MUI di Surabaya bersama Kyai Damanhuri Pimpinan Pondok Pesantren Mambaul Huda Banjararum Rengel. Ternyata meskipun saat baru rintisan namun santri yang mukim cukup banyak sesuai dengan jiwa Kemandirian yang diperoleh di Bina Swagiri santrinya juga diberi beberapa ketrampilan. Tempatnya teduh halamannya luas bahkan di belakangnya Pondok Pesantren masih luas yang konon juga akan diwakafkan untuk Pengembangan PondokPesantren An-Nur.

  • AKHIR PERJALANAN.

Pagi itu hari Sabtu Pon tanggal 2 Robiul Awal 1443 H bertepatan dengan tanggal 9 Oktober 2021 saya mberi kuliah di Semester Vll G IAINU Tuban pimpinan Rekor Bapak H. Ahmad Zaini, S. Ag, M.Si jam 08.47. mendengar berita bahwa teman dekat kami KH Imam Sibaweh telah berpulang ke Rahmatullah .

انا لله وانا اليه راجعون، اللهم اغفرله ورحمه وعا فه واعف عنه

Semoga diterima semua amal Sholehnya dan diampuni semua salah dan dosanya serta Husnul khatimah serta ditempatkan di Roudlotul Jannah, sedang anak istri yang ditinggalkan semoga diberi ketabahan dan kesabaran serta kekuatan untuk melanjutkan Perjuangannya. Aamiin aamiin aamiin ya Rabbal Alamiin.

Saat itu saya kontak Kyai Damanhuri beliau sudah siap berangkat Takziah saya namun hari itu di samping mengajar ada kegiatan FKUB SEMINAR NASIONAL KEBANGSAAN yang dihadiri oleh Ketua FKUB Jatim Bapak Drs KH Hamid Syarif M.H. dan Doktor Zainul Hamdi Dosen UINSA Surabaya.

Selamat jalan temanku selamat jalan Kyai Taman Surga telah disiapkan untukmu.

  • TA’ZIAH KUBRO.
  1. Imam Sibaweh seorang Kyai muda tapi memiliki peran sebagai benang merah yang mengaitkan semua Kyai-Besar Tuban dengan Jalur Ayah maupun ibu.
  • JALUR AYAH.

Dari 9 saudara ayahnya yang Pertama/ Mbareb adalah KH Taslim, beliau adalah Kyai Kondang di NU dari Plumpang disamping KH Abdul Fatah bapaknya DR AS Hikam yang pernah jadi Menteri jaman Presiden Gus Dur , KH Taslim juga Potikus yang anggota DPRD Tuban semasa , KH Murtaji, KH Nursalim dari Senori, KH Mas’ud dari Jatirogo, KH Zawawi dari LAJU KIDUL ,KH NURHASYIM dari Soko , KH Munir Maliki dari Tuban,Ibu Nyai Hj. Bashiroh dari Jenu dll. Ingat saat itu NU setelah keluar dari Masyumi.Menjadi Partai NU / PNU setelah pemilu 1955 menjadi menduduki 4 besar setelah PNI dan Masyumi di era Presiden Soekarno, namun setelah Orde Baru era Presiden Soeharto dipaksa fusi ke PPP , karena terjepit terus hingga keluar keputusan Kembali ke Khinthoh 1926 dimana keputusan ini adalah keputusan Politik menandingi Politik Golkar dimana Golkar itu mesti ya Partai Politik tapi dengan nama Golkar maka NU dengan Khittoh ini juga Politik bahkan Politik tingkat Tinggi , ketika di dalam PPP NU terlalu bahkan tokoh2 besarnya banyak tidak dapat tempat terutama di DPR , tapi begitu menyatakan Kembali ke Khittoh 26, banyak peluang diantara Gus sendiri jadi Anggota MPR , Slamet Effendy Yusuf lewat Anshor, ada yang lewat MDI KH Cholid Mawardi dll. Pernah Gus Dur di Pendopo Kabupaten Tuban ketika Bupati Surati Mursam,Gus Dur menyatakan : NU ini demikian juga Golkar ini juga besar lha besar dengan besar gelut,tukaran teru kasihan rumput2 di. Bawah terinjak-injak terus rakyat,umat sengsara terus.

Lha gimana ? Lalu dijawab sendiri : “Yang baik NU ya besanan dengan Golkar” ( Gitu aja kok reeepot )

  1. Taslim kawin dengan ibu Hj. Zainab yang Mbakyunya Bapak KH Mashad Usman,mantan Kasi Urais Depag Tuban, mantan Ketua Takmir Masjid Agung Tuban, mantan Ketua Umum MUl Tuban dan Pendiri sekaligus dosen UNSURI STITMA sekarang IAINU Tuban. KH adalah bapak dari ibu Hj. Masunnah Fardiyati istri Bapak KH. Ahmad Fauzan Umar , Tokoh di kalangan NU Tuban Sebagai Musytasyar , Pernah Ketua Yayasan Mambail Futuh Jenu, Pembina Yayasan Sunan Bonang., Pembina BPP IAINU, dan juga memiliki Yayasan sendiri juga beliau punya anak bernama Hj. Luckya Sa’adah,SE, M.M. suaminya bapak lr. H. Wiwid Wibowo Sekretaris Umum PCNU periode Ketua Bapak KH Musta’in Syukur ini.

Dari saudara Pak KH Taslim ini juga terdapat nama Ibu Hj. Siti Romlah beliau dikawin oleh KH NURHASYIM punya anak :

– KH.  Nur Ali mertua H. Hanif Bendahara PCNU,

– KH. Nurcholish MWC NU Kota Tuban.

– Hj. Nur Hayatin istri H. Junaidi Samben.

– Hj. Mutammimah istri H. Hisyam Zaini keponakan Jendral Sudirman bapaknya Jendral Bashofi Sudirman.

– Doktor KH Adis Dardiri Hasyim Derektur Pasca Sarjana UNU Solo dan juga Pendiri Bina Swagiri Tuban.

– M. Nafik SH ( Kaur Kesra desa Samben )

– R. Nikmah ( almarhum )

Dari Ibu Zaenab istri KH Taslim ada nama H. Maksum yang berputra H. Hanif Anshori kawin dengan adiknya Bapak Ir. H. Nur Nahar Husen M. Si pernah Ketua Umum PCNU, Musytasyar PCNU , Wakil Bupati dua periode bersama Bupati Tuban ke 14 Bapak KH Fathul Huda.

  • DARI JALUR IBU .

Ibunda KH Imam Sibaweh yang bernama Ibu Hj. Nafsiyah adalah putri dari bapak KH Nur Chozin yang punya anak 6 yang pertama adalah KH. Mashud Dahlan beliau juga Kyai seangkatan KH Taslim , KH. Murtaji dll. KH Mashud Dahlan juga Tokoh NU, Pendiri dan donatur besar SMP Muallimin Tuban, Guru SMA Muallimin Tuban lmam Masjid Agung Tuban beliau besan KH Murtaji , putrinya Ibu Hj. Anis Sa’adah dikawin oleh KH Jauhari Murtaji, saudaranya Bu Nyai Kholilurrahman, KH Kholilurrahman adalah Rois Syuriah PCNU.

Putri KH Masyhud Dahlan yang lain Ibu Hj. Menik Musahadah Sarjana Gizi , merupakan Ahli Gizi di RSUD dr Koesma dikawin oleh Bapak Nanang Kusnan,SH Saudaranya ibu Hj. Tasrifah istri Bapak KH  Drs  Asnawi Amir .SH Mantan Ketua LP Ma’arif NU Tuban, mantan Kepala SMA Muallimin Tuban, mantan Dekan fakultas Hukum UNSURI Tuban , juga Dosen STITMA sekarang IAINU Tuban beliau kakak kandung dari Bapak Ismail Amir Direktur Bina Swagiri, pernah Guru SMK YPM 12 Tuban , Guru SMA Muallimin Tuban dan juga Dosen STITMA sekarang IAINU Tuban..

Demikian uraian tentang TA’ZIAH KUBRO yang bila kita cermati memang betul apa yang dinyatakan oleh Doktor Zamaksari Dlofir : ” Bahwa NU itu kuat karena diikat oleh hubungan kekerabatan ada hubungan persaudaraan, besanan dan hubungan antara Kyai dengan Kyai dan Kyai dengan dan sebagainya.

Demikian uraian ini semoga TA’ZIAH KUBRO LEWAT TULISAN INI MENAMBAH IKATAN SHILATUROHIM KITA. Aamiin aamiin aamiin ya rabbal alamiin.

TUBAN , SELASA 12 OKTOBER 2021

  1. KASDURI AL ANSHORI
Posted in

BERITA TERKAIT